11114133
2KA18
Tulisan Minggu 9
Pengamen atau sering
disebut pula sebagai penyanyi jalanan, sementara musik-musik yang dimainkan
umumnya disebut sebagai Musik Jalanan. Pengertian antara musik jalanan dengan
penyanyi jalanan secara terminologi tidaklah sederhana, karena musik jalanan
dan penyanyi jalanan masing-masing mempunyai disiplin dan pengertian yang
spesifik bahkan dapat dikatakan suatu bentuk dari sebuah warna musik yang
berkembang di dunia kesenian.
Perkembangan pengamen
telah ada sejak abad pertengahan terutama di Eropa bahkan di kota lama London
terdapat jalan bersejarah bagi pengamen yang berada di Islington, London, pada
saat itu musik di Eropa berkembang sejalan dengan penyebaran musik keagamaan
yang kemudian dalam perkembangannya beberapa pengamen merupakan sebagai
salah-satu landasan kebudayaan yang berpengaruh dalam kehidupan umat manusia.
Di Indonesia budaya
ngamen sudah ada sejak sekitar abad
ketiga belas, saat kejayaan Kediri atau Kahuripan. Saat itu sudah dikenal rombongan
kesenian musik yang berjalan dari satu tempat ke tempat lain, dan menghibur
lewat syair atau pantun yang berisi dongeng Panji. Mereka akrab disebut sebagai
Dalang Kentrung. Keberadaan mereka terkadang berarti sakral bagi masyarakat
yang dilewatinya, karena apa yang mereka lantunkan tidak sekedar hiburan,
tetapi terkadang merupakan nasehat, isyarat bahkan ramalan masa depan dari
situasi.
Namun dalam
perkembangan jaman yang semakin kompleks, budaya ngamen ini juga ikut
berkembang menjadi salah satu peluang untuk mencari nafkah dari sementara
orang. Seperti banyaknya pengamen yang saat ini terlihat di sekeliling kita,
sebernarnya juga menyimpan bermacam-macam motif. Ada yang melakukannya untuk
mencari identitas, ada yang melakukan karena iseng, ada pula yang jadi pengamen
karena memang harus mengejar nafkah.
Kebanyakan para
pengamen atau penyanyi jalanan ini selalu tampil sebagai dirinya sendiri.
Hingga tak jarang lagu-lagu yang mereka bawakan menjadi versi lain yang tak
kalah menarik dari komposisi versi aslinya. Contohnya lagu-lagu popular dari
kelompok Koes Ploes misalnya, hampir setiap pengamen pernah membawakannya.
Namun sulit mencari yang membawakan dalam bentuk yang sama. Hampir semua
mempunyai versi atau gaya berbeda dalam membawakannya.
Bila keberadaan para
pengamen ini bisa mendapatkan arahan secara edukasi yang tepat dan
berkesinambungan, bukan tidak mungkin dunia ngamen ini akan menjadi semacam
lahan mentah dari pencarian bentuk-bentuk musik pop Indonesia, yang kian hari
terasa semakin canggih dibidang skill atau keterampilan teori, namun semakin
tipis dalam karakter, terutama bila menyentuh akar tradisi dan budaya yang
semestinya menjadi ujung tombak untuk dikembangkan secara lebih luas ke dunia
musik internasional sebagai aset bangsa dan negara.
Referensi
No comments:
Post a Comment