Kebudayaan Barat: Kohabitasi
Kohabitasi atau yang biasa disebut dengan istilah Kumpul
Kebo di Indonesia merupakan suatu situasi dimana dua orang yang tidak
menikah tinggal bersama dan secara emosional dan/atau secara seksual terlibat
didalam suatu ikatan yang intim dan dalam jangka waktu yang lama.
Istilah Kohabitasi biasanya ditujukan untuk pasangan
yang tinggal bersama tanpa mendaftarkan hubunganya sebagai suatu pernikahan
secara formal. Pengaturan hidup seperti ini mulai menjadi hal yang umum di
Negara-negara barat.
Selama beberapa dekade terakhir, di negara-negara Barat, telah
terjadi peningkatan Consensual Union - yaitu pasangan yang
belum menikah yang hidup bersama. Menurut tradisi Kristen (yang telah
mempengaruhi banyak negara Barat) hubungan seksual sebelum menikah dilarang.
Tetapi seiring perkembangan zaman masyarakat telah menjadi lebih sekuler,
keyakinan tersebut tidak lagi dipegang dengan kuat oleh sebagian penduduk.
Dalam beberapa dekade terakhir perempuan telah mendapatkan hak yang signifikan.
Kontrol negara dan gereja atas tubuh perempuan, seksualitas dan reproduksi
telah melemah. Perempuan juga memperoleh peluang ekonomi, sehingga
ketergantungan mereka pada laki-laki telah menjadi kurang kuat. Semua perubahan
ini mendorong terjadinya Kohabitasi.
Tingkat kohabitasi di Indonesia mungkin tidak setinggi
dibandingkan di Negara-negara barat dan hal tersebut masih dianggap masyarakat
sebagai suatu hal yang melanggar norma-norma. Namun, kita perlu mencermati
fenomena hamil di luar nikah yang semakin merebak khususnya di kalangan anak
muda Indonesia. Terlebih lagi dewasa ini pergaulan bebas di antara muda-mudi
Indonesia semakin marak terjadi yang ditandai dengan berbagai berita mengenai
aborsi, video porno, penyimpangan seksual dan lain-lain. Oleh karena itu,
praktik pergaulan bebas seperti kohabitasi perlu ditekan dan tidak menjadi solusi
akan kekhawatiran kegagalan pernikahan karena tidak mengenal pasangan.
Sumber
http://en.wikipedia.org/wiki/Cohabitation
dan
http://pradananusantara.wordpress.com/2012/04/11/kohabitasi-bukan-solusi/
No comments:
Post a Comment